IKRAMM MEDIA: RIF info islamic: pandangan dunia barat tentang is...:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perseteruan antara dunia barat dan Islam telah lama terjadi. Pada awal abad ke 11 M, peperangan umat Islam melawan Nasrani dan Yahudi telah terjadi. Contohnya pada perang mujahid Islam dengan tentara Kristen, Jerman dan Yahudi, perang itu lebih dikenal dengan perang salib. Perang itu banyak menumpahkan darah dan pembantaian keji oleh kaum Nasrani dan Yahudi terhadap mujahid-mujahid Islam. Walau Perang yang dikenal Perang salib itu telah bergejolak hingga Perang Salib IV, namun titik terang perdamaian tiga agama itu tak kunjung usai.
Sampai saat ini, konflik dunia Islam dengan Barat terus meradang. Konflik tersebut banyak menuai protes dan perang dingin antara dunia Islam dan Barat. Hal ini terbukti, adanya konflik Negara Islam di Timur Tengah yang masih belum terselesaikan. Seperti Konflik di Afghanistan, Irak, Iran dan Palestina. Tidak jarang, konflik di negara-negara Islam tersebut justru berbuntut pada pandangan negatif masyarakat dunia Barat terhadap Islam. Islam dianggap agama yang keras, kejam, dan banyak aturan. Pandangan negatif itu semakin berkembang seiring adanya penyerangan, pengeboman dan aksi teror yang dilakukan sebagian umat muslim garis keras terhadap dunia Barat.
Fakta menunjukkan, masyarakat muslim di Negara seperti Amerika Serikat, mendapat perlakuan tidak adil semenjak isu tentang teror yang dilakukan masyarakat muslim marak diberitakan. Masyarakat muslim di Amerika Serikat, didiskriminasi, dikucilkan, dibatasi ruang geraknya hingga hak-haknya tidak terpenuhi. Padahal, konflik antara dunia Barat dan Islam bukan dimulai oleh umat muslim, justru kaum muslim menjadi korban dari serangan yang dilakukan kaum Nasrani dan Yahudi. Contohnya konflik antara Irak dan Amerika. Konflik tesebut berawal dari adanya tuduhan Amerika terhadap Irak. Irak dituduh memproduksi senjata nuklir. Namun faktanya, setelah Irak dihancurkan hingga Saddam Husein dieksekusi mati tuduhan tersebut tidak terbukti. Ironisnya, Amerika tidak mau meninggalkan negeri Irak. Begitu juga konflik Palestina dengan Israel. Konflik-konflik tersebut bertujuan untuk menjatuhkan Islam dari planet bumi ini. Di sisi lain, berita yang disampaikan oleh berbagai media selalu menyudutkan umat Islam. Ironisnya, masyarakat dunia menelan begitu saja pandangan-pandangan negatif itu sebagai fakta nyata bahwa Islam merupakan agama kejam dan teroris. Akhirnya, opini miring tentang Islam sebagai agama teroris pun semakin berkembang.
Masyarakat dunia seharusnya lebih objektif dalam bersikap, jangan sampai setiap kendali bangsa Barat ditelan mentah-mentah tanpa mempedulikan fakta nyata. Bila lebih mengkritisi, ada banyak kejanggalan yang terjadi. Seperti pengakuan Amerika Serikat sebagai Negara yang menjunjung Hak Asasi Manusia (HAM), tapi kenyataannya, Amerika sering kali bersikap mendua terhadap pelaku pelanggaran HAM. Kalau yang melakukan pelanggaran HAM tersebut adalah kaum muslimin, Amerika dengan segera memberangusnya. Tapi sebaliknya bila pelaku pelanggaran HAM adalah non-muslim atau pihak yang sejalan dengan keinginannya, Amerika tenang-tenang saja. Akibatnya, orang muslim menjadi pihak yang paling disoroti dan disudutkan dimata dunia sebagai pelaku pelanggaran HAM yang paling keras dan kejam. Contohnya konflik antara Palestina dengan Israel, sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Amerika selalu membela Israel, meski pelanggaran yang dilakukan Israel tidak kecil. Israel justru merampas hak-hak masyarakat Palestina dengan kejam, namun reaksi yang ditunjukkan Amerika terkesan mendukung tindak kekejaman itu.
Oleh sebab itu, sebagai muslim yang peduli terhadap agama Islam, penulis mengharapkan pembaca agar lebih kritis dalam menanggapi isu-isu yang berkembang saat ini, terutama masalah pandangan negatif dunia Barat terhadap Islam. Selain itu, pembaca dapat merespon pandangan negatif tersebut dengan melakukan hal-hal positif untuk mengubah pandangan dunia Barat terhadap Islam.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan apa yang telah dijelaskan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pandangan dunia barat terhadap Islam?
2. Bagaimana seharusnya sikap kita sebagai orang muslim menanggapi pandangan dunia Barat terhadap Islam tersebut?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan
1. Memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya Kompetensi Dasar Menulis Karya Ilmiah
2. Mengetahui dan memahami tentang pandangan dunia barat terhadap Islam
3. Memperdalam pengetahuan tentang latar belakang dan tujuan dunia barat memandang negatif terhadap Islam
4. Sebagai sarana untuk membandingkan pandangan dunia barat terhadap Islam dengan penjelasan Al-qur’an dan Hadist
Manfaat
Dengan makalah ini, diharapkan pembaca dapat:
1. Mengubah pandangan negatif pembaca terhadap Islam
2. Termotivasi agar tetap teguh memegang syariat Islam
3. Mengetahui dan memahami tentang pandangan dunia barat terhadap Islam
4. Mempertebal Iman
5. Memahami pengaruh pandangan negatif dunia barat bagi umat Islam.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Islam Sebagai Rohmatan Lil’alamin
Islam adalah agama samawi (langit) yang diturunkan oleh Allah SWT melalui utusan-Nya, Muhammad SAW yang ajaran-ajarannya terdapat dalam kitab suci Al-Qur’an dan sunnah dalam bentuk perintah-perintah, larangan-larangan, dan petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Kata Islam yang berasal dari kata aslama, yuslimu, Islam, mempunyai beberapa arti, yaitu: (1) melepaskan diri dari segala penyakit lahir dan batin, (2) kedamaian dan keamanan, dan (3) ketaatan dan kepatuhan. (Ensiklopedia Islam)
Kata Islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, ta`at, dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan kehidupan manusia pada khususnya dan semua makhluk Allah pada umumnya, serta penyerahan diri, menta`ati dan mematuhi ketentuan-ketentuan Allah. Menurut ajaran Islam, manusia yang diberikan amanat oleh Allah untuk menjadi khalifah-Nya di bumi, harus dapat menciptkan kemaslahatan bagi semua makhluk. Artinya bahwa, setiap perbuatan yang dilakukan manusia harus memberikan kebaikan dan tidak boleh merugikan atau menyakiti pihak lain dengan cara menegakkan aturan Allah. (Studi Islam Kontekstual : 211)
Allah ta`ala, sang pembuat syari`at menjelaskan kepada seluruh manusia dan jin bahwa Islam adalah agama rahmat, adil, dan penuh kasih. Allah ta`ala berfirman tentang nabi-Nya:
Dan tiadalah kami mengutuskan kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.(QS.Al-anbiya`[21]:107)
Allah SWT juga berfirman:
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat yang washath dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu (QS.Albaqarah[2]:143)
Nabi Muhammad SAW menafsirkan arti washath dalam ayat di atas dengan adil, yaitu bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya. (Musnad Imam Ahmad 11068,Ibnu Hibban 7216).
Dari Aisyah ra. bahwa nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya kamu diutus dengan agama yang toleran. (dikeluarkan oleh Imam Ahmad 6/116,al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad 287 dan dihasankan oleh Syaikh Albani dalam Silsilah ash-Shohihah 6/1022 no. 2924)
Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Ia bukanlah agama yang Jumud, monoton, dan berlebihan. Barang siapa yang berlebih-lebihan dalam beragama dari batas yang telah digariskan, maka ia akan dikalahkan oleh agama itu sendiri. Dari Abu Hurairah ra. dari nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya agama mudah. Dan tidaklah ada seorang pun yang membuatnya berat kecuali agama akan mengalahkannya. Karena itu, luruslah, bersahajalah, sampaikanlah kabar gembira, dan minta tolonglah (untuk melakukan keta`atan tatkala bersemangat) di waktu pagi, sore, dan malam hari”.(HR:Al-Bukhari 39, 5673)
Demikian pula perlakuan Islam terhadap non muslim, penuh dengan keadilan dan rahmat. Diantara sikap santun Islam terhadap non muslim antara lain:
1. Pada dasarnya Islam tidaklah memaksa kaum kafir untuk memeluk agama Islam (QS.Al Baqarah [2]:256)
2. Boleh bagi orang kafir untuk berpindah atau bermukim di negeri mana saja dari negeri-negeri Islam yang mereka inginkan kecuali negeri Jazirah Arab. Hal ini sudah merupakan Ijma` (Maratibul Ijma` oleh Ibnu Hazm 122).
3. Keharusan bagi kaum muslimin untuk menjaga perjanjian dengan kaum kafir jika mereka manunaikan perjanjian dan kesepakatan itu (QS.At-Taubah [9]:4).
4. Haramnya darah orang kafir yang dijamin aman oleh pemerintah muslim dan orang kafir yang ada perjanjian aman dengan pemerintah muslim jika mereka menunaikan perjanjian tersebut. Dari Abdullah bin `Amr ra. dari nabi Muhammad SAW bersabda:
“Barangsiapa yang membunuh orang mu`ahad (orang kafir yang mengikat perjanjian dengan pemerintah muslim) maka ia tidak akan mencium bau surga. Sesungguhnya bau surga tercium sejarak 40 tahun.” (HR.Al-Bukhari 3166)
5. Nabi Muhammad SAW berwasiat kepada kaum muslimin untuk menjaga harta dan darah ahli dzimmah (orang kafir yang dijamin aman oleh pemerintah muslim).
Al-Qarrafi (wafat 684 H) menukil perkataan Ibnu Hazm:`Jika ada kaum kafir yang berada dalam jaminan kaum muslimin kemudian datang musuh dari luar menyerang mereka, maka wajib bagi kita untuk keluar memerangi musuh mereka tersebut dengan kuda dan senjata meskipun kita mati membela mereka. Ini sebagai konsekuensi penjagaan terhadap orang yang dijamin oleh Allah dan Rasul-Nya. Karena menyerahkan mereka termasuk melanggar perjanjian jaminan tersebut.`(Al-Furuq 3/14-15).
6. Perbedaan agama tidaklah menelantarkan hak-hak kekerabatan (QS.Luqman[31]:15)
Dari Asma bin Abi Bakr ra. ia berkata:`Ibuku mendatangiku sedangkan ia masih musyrik. Maka aku meminta fatwa kepada Rasulullah SAW kemudian beliau berkata:”Sambunglah (tali kekerabatan) dengan Ibumu.”(HR.Al-Bukhari 2620,Muslim 1003)
7. Perlakuan yang baik merupakan hak semua orang yang tidak memerangi kaum muslimin atau ikut-ikutan membantu menghancurkan kaum muslimin (QS.Al-Mumtahanah[60]:8-9)
Bersikap adil merupakan kewajiban setiap individu muslim terhadap semua pemeluk agama apa saja. Allah SWT berfirman:
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al-Baqarah [2]:190).
Oleh karena itu, kita tidak diperbolehkan mengkhianati orang yang pernah mengkhianati kita, karena khianat dan menipu bukanlah termasuk keadilan. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW bersabda:
“Tunaikanlah amanat kepada orang yang memberikan amanat dan janganlah menghianati orang yang pernah menghianatimu.”(HR.Abu Dawud 3529, dihasankan oleh At-Tirmidzi 1264 dan di shahihkan oleh Al-Hakim (2/46).
Nabi SAW memperingatkan dari do`a orang yang terzhalimi meskipun ia orang kafir. Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rsulullah SAW bersabda:”Takutlah dari do`a orang yang terzhalimi sekalipun ia orang kafir, karena tidak ada penghalang (antara doanya dengan Allah).”(HR.Ahmad 26/418 12549, Ibnu Ma`in dalam Tarikhnya 5281 dengan beberapa penguat. Silahkan lihat silsilah ash-shahihah 767)
Akhlak dan adab-adab yang telah dipaparkan di atas merupakan bagian dari ajaran Islam. Sehingga tidaklah ada pertentangan antaranya dengan aqidah al-wala` dan al-bara` yang juga merupakan pondasi agama Islam. Jika kita menerapkan adab-adab tersebut, bukan berarti kita mencintai orang kafir, namun demi menegakkan keadilan dan perbuatan baik yang diperintahkan Islam itu sendiri. Karena yang dilarang adalah kecintaan batin kepada mereka dan membantu mereka menghancurkan kaum muslimin, bukan larangan berbuat adil dan baik kepada mereka selama perbuatan tersebut tidak mengantarkan kepada penghinaan terhadap Islam dan kaum muslimin.
Adapun kecintaan yang bersifat tabiat manusia, seperti cintanya anak kepada orang tuanya yang masih kafir, atau cintanya orang tua kepada anaknya yang masih kafir maka ini tidaklah terlarang. Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah member petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. Dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.(QS.Al-Qashash[28]:56)
Allah SWT menyebutkan kecintaan Nabi-Nya terhadap paman beliau, Abu Thalib, dan Dia tidak mencela beliau karena perbuatan tersebut, padahal beliau manusia yang paling sempurna imannya. Hal ini menunjukkan bahwa perbuatan tersebut tidak bertentangan dengan kesempurnaan iman.
Dalam sebuah risalah berjudul Apakah Kita Bangsa yang Sungguh-Sungguh Berjuang? Dalam subjudul Jihad, Kemuliaan Kita, Imam Hasan Al-Banna menjelaskan delapan jenis jihad, sebagai berikut:
1. Saudaraku, jihad dalam Islam adalah memiliki keinginan yang kuat untuk mengangkat keagungan Islam dan merasa sedih terhadap bencana yang menimpa Islam. Nabi SAW. bersabda, “barangsiapa tidak peduli pada urusan kaum muslim, ia tidak termasuk golongan mereka.”
2. Saudaraku, jihad di jalan Allah adalah bersungguh-sungguh memikirkan jalan keselamatan bagi umat ini dan berniat untuk berbuat kebajikan
3. Saudaraku, jihad di jalan Allah adalah menyisihkan sebagian waktu, kekayaan, dan tuntutan diri untuk kebaikan Islam dan membina masyarakat muslim.
4. Saudaraku, jihad di jalan Allah adalah melakukan amar makruf nahi munkar serta memberikan nasihat kepada para pemimpin dan masyarakat muslim.
5. Jihad di jalan Allah adalah menjauhi orang yang mengingkari agamanya dan melepaskan persahabatan dengan orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya sehingga tidak ada lagi hubungan dengannya.
6. Jihad di jalan Allah adalah menjadi tentara Allah dengan mewakafkan jiwa dan hartamu sehingga tidak tersisa sedikitpun. Nabi SAW. bersabda,”barang siapa meninggalkan dunia tanpa pernah berperang dan tidak pernah berniat untuk itu, ia mati dalam kemunafikan” (HR. Muslim).
7. Jihad di jalan Allah adalah berupaya menegakkan keadilan, memperbaiki kehidupan masyarakat, membela orang yang teraniaya, dan bersikap tegas kepada orang dzalim.
8. Jihad di jalan Allah adalah, jika tidak dapat melakukan semua yang disebutkan di atas, engkau mencintai orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan sepenuh hatimu dan member mereka saran dengan tulus. Untuk hal itu, Allah telah menyediakan pahala. Janganlah menyalahi semua itu, karena Allah akan memberi cap kepada hatimu dan menghukummu dengan siksaan yang pedih. Rasulullah SAW. bersabda,”orang yang bertemu dengan Allah tanpa tanda jihad, ia bertemu dengan-Nya dengan membawa pahala yang tidak sempurna” (HR. Al-tirmidzi dan Ibn Majah).
2.2 Konflik yang Terjadi Antara Dunia Barat dan Islam
Konflik antara dunia Barat dan Islam sudah lama terjadi. Konflik tersebut merupakan konflik yang melibatkan tiga agama samawi yaitu Islam, Nasrani dan Yahudi.
Perang di Timur Tengah, semenanjung Arabia, yang terus menggelegak, bahkan kalau diurut ke belakang, terbunuhnya para sahabat, tak terlepas tangan-tangan jahat Yahudi. Di era sekarang ini, hancurnya Palestina, Irak, Afghanistan, Balkan, dan kehidupan carut-marut secara global, kerusakan moral, ekonomi, dan budaya hedonis, semuanya adalah rekayasa Yahudi. Orang-orang Yahudi, yang menggunakan ideologi Zionisme, terus melakukan langkah-langkah penghancuran terhadap kehidupan umat manusia, sampai umat manusia itu menjadi budak orang-orang Yahudi.
Karena itu, kekerasan sudah melekat dan menjadi ideologi mereka. Prinsip-prinsip kekerasan dan kekejaman,yang menggunakan cara-cara teror itu, termaktub dalam agama Yahudi, seperti dijelaskan dalam kitab Taurat, versi Yahudi, antara lain, “Ketika kita mendekati kota untuk memeranginya, maka kita ditawari perdamaian. Maka sesungguhnya bila kamu merespon dengan positif hal itu, maka segala sesuatu terbuka bagimu. Dan setiap bangsa yang ada di sana menjadi pihak dapat dimanfaatkan dan diperbudak. Dan bila mereka tidak menyerah dan kamu berperang dengannya, maka kepunglah. Bila Tuhan menolongmu, maka bunuhlah setiap orang laki-laki dengan kekejaman pedang. Adapun, wanita, anak-anak, binatang ternak, dan setiap apa yang ada di kota semua menjadi harta rampasanmu. Dan kamu menghapuskan kezaliman musuh-musuhmu yang diberikan oleh Tuhanmu. Demikianlah kamu berlaku terhadap semua kota yang jauh sekali darimu yang bukan kota mereka, kecuali mereka yang ada disini, hingga sampai ke kota bangsa-bangsa lain, yang diberikan Tuhanmu kepadamu yang tidak diberikan kepada siapapun sebelum kamu”.
Orang-orang Yahudi menerapkan ayat Taurat dengan sangat kejam dan biadab. Seperti yang pernah terjadi pembumi hangusan kota Jericho, dan melakukan pembantaian seluruh penduduknya, tak ada yang tersisa oleh kekejaman orang-orang Yahudi. Peristiwa pembantaian terjadi dalam peristiwa Dir Yasin, yang mengakibatkan penduduk di perkampungan Arab dibabat habis, tanpa peduli, dan itu tejadi di tahun 1948. Awal berdirinya negara Israel. Sepanjang sejarah orang-orang Yahudi itu, tangannya selalu berlumuran darah dan tidak pernah kering. Pembantaian di Palestina, Chabra, dan Satila (Lebanon), tahun l982, yang membunuhi ribuan orang Palestina, bersama-sama dengan milisi Kristen, saat Ariel Sharon menjadi menteri pertahanan.
Yahudi selalu menyulut perang dari satu tempat ke tempat lainnya. Semua kekejaman yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi itu, mempunyai konsep yang sifatnya fundamental. Konsep ini pula yang mengilhami Zionisme yang terus melakukan kerusakan atas kehidupan umat manusia.
Sebelumnya Israel melakukan agresi militer ke Gaza, semua pasukan Israel mendapatkan indoktrinasi dari para Rabbi mereka, yang melarang tentara dan pasukan Israel untuk memiliki belas kasihan terhadap musuh-musuh mereka, yaitu rakyat Palestina, yang ada di Gaza. Orang tua, anak-anak dan perempuan, tidak boleh dikasihani mereka semua harus dibunuh. Seperti yang dikatakan oleh Rabbi Elizar, yang memberikan semangat kepada tentara Israel, sebelum mereka masuk ke Gaza.
Buktinya, Israel telah membuka kembali sebuah sinagog di Yerusalem Timur (Al-Quds). Langkah Israel tersebut mendapatkan dukungan Amerika Serikat, meski menuai protes dan kemarahan warga Palestina di kota suci tersebut dan juga di kawasan Tepi Barat.
Dukungan Amerika Serikat untuk pembukaan sinagog yang kontroversial tersebut memicu lahirnya tanda tanya besar mengenai udang di balik batu terkait perselisihan antara Tel Aviv dan Washington dalam pembangunan pemukiman Israel yang terus berlanjut.
Sejumlah analis mengatakan bahwa kejadian yang seolah-olah terlihat sebagai perseteruan tersebut sengaja dilakukan Amerika Serikat dan Israel untuk mengalihkan perhatian dan menutupi pelanggaran batas yang dilakukan Israel terhadap Palestina dan identitas Islam di Al-Quds, yang sejak lama dituntut Palestina sebagai ibu kota negara Palestina merdeka. (www.suaramedia.com)
Hal ini menunjukkan Yahudi telah banyak mempromosikan kekejaman dan kekerasan serta teror, dan mengarahkan agar orang-orang Yahudi itu bertindak dengan biadab, seperti pembumi hangusan, pembantaian massal, dan penghancuran secara total, bahkan mengharuskan untuk menggunakan metode yang paling brutal dan kejam dengan mengajak untuk membantai anak-anak kecil, menghancurkan rumah-rumah penduduk, dan menganiaya kaum wanita. Sekalipun wanita itu sedang hamil.
Sejarah peperangan yang berlangsung di Gaza, menunjukkan fakta-fakta itu, di mana mayoritas yang menjadi korban adalah anak-anak kecil yang tidak berdosa, dan wanita, serta bangunan-bangunan yang ada. Itulah kebiadaban orang-orang Yahudi.
Konflik lain yang menjadi bukti kekerasan bangsa Barat terhadap Islam adalah konflik Amerika Serikat dan Afghanistan. Beberapa kali tentara Amerika terus-menerus menjatuhkan bom di desa itu selama tiga hari berturut-turut, jadi tidak mungkin hal itu tidak disengaja. Pesawat-pesawat tempur Amerika yang terus-menerus menjatuhkan hujan bom berhasil menggusur kekuasaan mujahid Islam di Afghanistan dalam waktu 40 hari. Kamp-kamp militer dan jaringan Al-Qaida ikut porak-poranda. Selain itu, ribuan warga sipil tewas dalam serangan udara tersebut.
Bukti-bukti tersebut menunjukkan bahwa kebijakan Amerika terhadap Islam berdasarkan pada rasa permusuhan patut dipertanyakan. Mengapa ada tentara Amerika di Irak, Timur Tengah, Kazahkstan, Uzbekistan, Pakistan, Jerman, Turki, dan Yunani? Mengapa terdapat banyak tentara Amerika di seluruh dunia, diluar perbatasan Amerika? Apa maksud kehadiran mereka disana? (Vatan Newspaper, May 16, 2007).
Beberapa penyebab terjadinya konflik antara dunia Barat dengan Islam:
1. Dunia Barat berusaha keras untuk mengontrol dan mengatur wilayah-wilayah umat Islam yang mempunyai 1/3 sumber daya energi dunia, demikian juga mereka berusaha untuk mengambil alih rute pemindahan energi tersebut. Umat Islam dilarang untuk memiliki sumber daya alam mereka sendiri.
2. Hambatan utama perubahan dalam dunia muslim adalah adanya rezim-rezim penindas. Mayoritas populasi adalah para anak muda putus asa, dan pengangguran. Dan jutaan dari mereka mencari pelayanan pendidikan dan kesehatan yang lebih baik, distribusi pendapatan yang adil, kebebasan berpendapat dan hak untuk kebebasan mengajukan pertentangan; pendek kata, lebih pada kondisi kemanusiaan. Rezim-rezim penindas ini didukung oleh Amerika dan Eropa. Terlebih lagi, para rezim Barat dan media mereka memiliki kecenderungan untuk melihat FIS, Hamas, Hizbullah dan Persaudaraan muslim, serta lainnya sebagai ekstrimis dan kekuasaan mutlak, pemerintahan yang diktator dan kerajaan sebagai hal yang biasa. Demikianlah, seseorang dapat mengambil kesimpulan bahwa bagi orang-orang barat, orang yang moderat adalah mereka yang tidak mengajukan keberatan akan kehadiran Barat di daerah-daerah tersebut diatas, sedangkan orang yang ekstrimis adalah mereka yang merasa keberatan.
3. Israel yang merupakan sumber wilayah, telah menetapi wilayah mereka selama 60 tahun dan menghujani neraka pada masyarakat Palestina, tetapi disamping kejahatan yang dilakukannya, Israel mendapatkan dukungan secara tidak langsung dari beberapa negara barat. Isu Palestina adalah isu awal dari semua isu di wilayah tersebut. Isu ini tidak akan dapat diselesaikan kecuali Israel menghentikan tindakannya kepada Palestina, para pengungsi Palestina kembali ke tempat asal mereka masing-masing, dan penghancuran Masjid Al-Aqsa dihentikan.
4. Islam dan para penganutnya diganggu dengan ancaman dan sikap amoral yang terencana dan terus menerus, dan mereka dihantui dengan pengasingan dari sistem global. Setiap hari mereka harus menghadapi definisi baru dan berbagai kampanye yang berbau fitnah terhadap Islam, diantaranya: fanatisme, fundamentalisme, Islam politik, integrisme, radikalisme, islamofobia, islamofasisme, reaktionarisme, konservatisme, ekstimisme, terror Islam, dan lain sebagainya.
5. Negara Barat berusaha untuk memasukkan budaya dan gaya hidup mereka. Mereka memaksa pemerintah di negara-negara Islam untuk mengimplementasikan kebijakan mereka untuk hal ini, dan mereka tidak menggunakan jalur skema dialog. Mereka memanipulasi nilai-nilai sosial dan budaya Islam tanpa mengizinkan umat muslim untuk mempertahankan diri mereka
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pandangan Dunia Barat Terhadap Islam
Berdasarkan pada Bab II, telah dijelaskan bahwa Islam merupakan rohmatan lil ‘alamin. Islam adalah agama yang cinta perdamaian, memahami sesama dan tidak jumud. Namun, semenjak konflik dunia Barat dan Islam memuncak, pandangan negatif tentang Islam mulai berkembang. Serangkaian tuduhan dan celaan tentang Islam tidak henti-hentinya melesat seiring aksi pengeboman dan aksi teror yang dituduhkan kepada masyarakat muslim. Padahal, kekacauan yang terjadi bukan dimulai dari orang muslim.
Tuduhan dan celaan bahwa Islam adalah agama teroris semakin berkembang, saat terjadi tragedi WTC pada tanggal 11 September 2001 yang cukup banyak menewaskan warga Amerika pada umumnya. Tragedi itu banyak memberi dampak negatif terhadap Islam, karena bangsa Barat menuduh kelompok Al-Qaeda yang melakukan aksi teror tersebut. Padahal tidak ada bukti nyata yang mendasari bahwa Islamlah yang melakukan pengeboman di WTC. Sampai saat ini, kasus dan misteri tragedi pengeboman WTC belum terungkap, namun segala kecaman terhadap Islam masih dilakukan di Negara Barat. Akibatnya, seluruh dunia mempercayai kalau Islam lah yang paling bertanggung jawab atas pengeboman di WTC dan Pentagon.
Setelah kejadian 11 September itu, banyak kaum muslim yang teraniaya. Contohnya di negara Afghanistan, Amerika membumi hanguskan kawasan penduduk sipil yang tidak berdosa. Kekerasan dan teror banyak dialami oleh kaum muslim. Kaum muslim dikucilkan, dibatasi ruang geraknya hingga hak-haknya tidak terpenuhi.
Banyak orang menganggap Al-Qaeda lah yang bertanggung jawab atas tragedi WTC. Mengapa tidak berpikiran bahwa bisa jadi serangan itu bukanlah dilakukan oleh orang Islam namun dirancang oleh Amerika Serikat (AS) sendiri untuk menghancurkan umat Islam dan citra Islam?
Banyak bukti yang menyatakan, bahwa tragedi di WTC bukanlah aksi teror dari umat muslim, melainkan adanya konspirasi dan taktik bangsa Barat untuk menjatuhkan Islam. Hasil penelitian dari Dave von Kleist, penyiar TV dan radio, dan William Lewis, sutradara film documenter, peristiwa WTC banyak keganjilan yang tidak masuk akal. Saksi mata dalam peristiwa itu juga menyebutkan, bahwa keterangan para penyidik tidak berdasar. Sehingga, tuduhan terhadap Islam sebagai agama teroris merupakan taktik yang diciptakan Barat untuk menjatuhkan nama Islam dimata dunia. (Sumber: 911 Video and Photographic Evidence dari 911 In Plane Site).
Walaupun fakta-fakta telah diungkapkan, bahwa Islam bukan agama teroris, namun isu tersebut masih tetap berkembang. Banyak media yang justru menyudutkan Islam sebagai pihak yang bersalah. Akibatnya, Islam dianggap menjadi agama yang paling keras dan kejam.
Beberapa surat kabar Amerika menyatakan serangan 11 September 2001 merupakan ancaman hegemoni mereka. Setelah peristiwa itu, Amerika Serikat menyatakan perang terhadap terorisme. (Dari Penjara Taliban Menuju Iman: 41).
Walau Amerika menyatakan menumpas terorisme, namun mereka sebenarnya yang mempelopori aksi terorisme tersebut. Contohnya saja pengeboman yang terjadi di Afghanistan, awalnya semua orang mengira Amerika menjatuhkan bom di desa Kama akibat salah sasaran. Kenyataannya, Amerika terus-menerus menjatuhkan bom di desa itu selama tiga hari berturut-turut, jadi tidak mungkin itu tidak disengaja. Padahal desa tersebut merupakan daerah penduduk sipil. (Dari Penjara Taliban Menuju Iman:118) Kalau tragedi WTC itu disebut terorisme, lalu bagaimana pengeboman yang terjadi di Afghanistan tersebut?
Bukan hanya konflik Afghanistan, ketidakadilan yang dilakukan bangsa Barat terhadap Islam terlihat pada konflik lain seperti perang Amerika-Irak. Setelah Amerika membumi hanguskan daerah Irak, tuduhan tentang Irak yang memproduksi senjata nuklir tidak terbukti. Ironisnya, Amerika tidak mengakui kesalahannya dan justru masih bertahan untuk mempertahankan kekuasaannya di Irak.
Konflik yang paling mencolok adalah konflik antara Palestina-Israel. Bila bangsa barat berkeinginan menumpas terorisme, lalu kenapa tidak ada tindakan untuk menumpas kekerasan Israel yang merampas hak-hak Palestina?
Hal ini membuktikan, isu negatif itu merupakan tuduhan bangsa barat yang ingin menjatuhkan Islam di mata dunia. Segala opini dan berita dari media selalu menyudutkan Islam sebagai pihak yang bersalah. Padahal kekerasan yang terjadi, justru dimulai dari bangsa barat. Sehingga, berita miring yang berkembang saat ini tidak lain merupakan taktik barat untuk menghancurkan Islam.
3.2 Sikap Masyarakat Menaggapi Pandangan Negatif Barat terhadap Islam
Telah dijelaskan pada Bab sebelumnya, Islam telah lama memiliki konflik yang cukup rumit dengan bangsa barat. Konflik tersebut melahirkan pandangan negatif barat terhadap Islam.
Kini, pandangan negatif tentang Islam semakin berkembang. Hal itu dipengaruhi dari berbagai media yang selalu menyudutkan Islam sebagai pihak yang bersalah.
Bila lebih kritis, justru bangsa barat yang memulai konflik yang terjadi di dunia. Namun, ironisnya dunia telah menghakimi bahwa Islamlah yang paling keras dan kejam.
Etika Islam mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Etika Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.
b. Etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik buruknya perbuatan adalah ajaran Allah SWT.
c. Etika Islam bersifat universal dan komprehensif dapat diterima dan dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia di segala waktu dan tempat.
d. Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia ke jenjang akhlak yang luhur dan meluruskan perbuatan manusia. (Studi Islam Kontekstual:45)
Islam mengajarkan etika-etika dan sikap yang tidak keras namun tegas. Bila ada pandangan negatif yang menganggap Islam adalah agama yang kejam dan keras, hal itu merupakan opini miring yang ingin menjatuhkan Islam.
Untuk itu, perlu ada sikap kritis dan cerdas menyikapi opini miring tersebut, agar tidak merugikan salah satu pihak.
Kalaupun ada serangan dari sebagian kecil orang Islam garis keras, hal itu dikarenakan rasa kekecewaannya terhadap kaum Nasrani dan Yahudi yang menindas mereka.
Bisa diibaratkan, bila seseorang disakiti, dan dia merasa kecewa dan sakit hati, apakah dia akan diam saja? Bila kita dilempar batu, apakah kita diam saja? Paling tidak, kita menangis atau menasehati yang melempar batu tersebut.
Begitulah perasaan orang-orang di Afghanistan, Irak dan Palestina. Mereka menyerang bukan karena tanpa sebab, melainkan Negara mereka telah dibumi hanguskan dan direnggut hak-haknya. Bila terjadi demikian, apakah mereka hanya diam saja? Kenyataannya, lokasi pengeboman yang dilakukan bangsa Barat adalah tempat masyarakat sipil yang tidak berdosa.
Sangat ironis, bila pembelaan orang-orang yang teraniaya itu disebut teroris. Namun cara-cara seperti pengeboman memang bukanlah solusi terbaik.
Selain media telah memberitakan hal-hal yang negatif tentang Islam, Barat telah berhasil memberi kesan setelah melempar batu, mereka sembunyi tangan.
Oleh karena itu, sikap yang perlu dilakukan masyarakat adalah lebih kritis dan cerdas dalam menanggapi isu-isu dan pandangan negatif yang berkembang tentang Islam saat ini. Kita perlu meningkatkan atau mensosialisasikan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil`alamin ini di berbagai kesempatan, seperti yang baru-baru ini diadakan di Jerman.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Islam merupakan rohmatan lil‘alamin yang cinta perdamaian, memahami sesama dan tidak jumud. Namun, sejak adanya konflik dengan dunia barat, Islam selalu disudutkan. Islam dianggap agama yang kejam dan keras. Padahal, pandangan negatif itu merupakan tuduhan dunia barat yang bertujuan untuk menjatuhkan Islam di mata dunia.
4.2 Saran
Masyarakat seharusnya lebih selektif dalam menanggapi isu-isu tersebut. Karena, pandangan negatif itu merupakan keinginan suatu pihak yang ingin menjatuhkan Islam di mata dunia.
Sebagai seorang muslim, selain bersikap kritis dan cerdas dalam menyikapi pandangan negatif tersebut, perlu melakukan hal-hal untuk membela Islam dan memikirkan kepentingan kaum muslim yang lain. Sehingga kita terhindar dari sifat-sifat orang munafik. Hal-hal yang dapat dilakukan:
1. Mendoakan para mujahid dimana pun agar mereka dapat meraih kemenangan dan keteguhan.
2. Menjauhi kemaksiatan dan dosa, dan hal ini merupakan perjuangan melawan nafsu.
3. Mendermakan harta untuk para mujahid dimana pun agar tidak berjihad dengan jiwa semata.
4. Menjadi teladan yang baik dan mengangkat bendera kebaikan pada saat kerusakan merajalela.
5. Selalu berniat untuk berperang dan mencari kematian syahid di jalan Allah.
6. Melakukan Amar ma’ruf nahi mungkar, dan menunjukkan kebenaran dimana pun dan kapan pun dengan cara ikut aktif dalam pertemuan tokoh-tokoh antar agama baik lokal maupun internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Al-sa’adani, Syaikh Ahmad. 2005. Sajian Ruhani Penyejuk Iman. Bandung: Al-Bayan
Assegaf, Abd. Rachman. 2006. Studi Islam Kontekstual. Yogyakarta: Gama Media
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. 2002.Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve
Kurnia, Anton. 2007. Dari Penjara Taliban Menuju Iman. Jakarta: Mizan
Hidayatullah edisi Maret 2007
Hidayatullah edisi November 2005
Hidayatullah edisi Desember 2004
Al-Mawadah edisi November 2009
www.suaramedia.com
http://www.harunyahya.com/indo/artikel/028.htm
http://rabithah.net/in/posting.php?id=123
http://www.adriandw.com/peculiar.htm
http://wirawax.wordpress.com/2006/11/28/tragedi-wtc-yang-masih-misterius/
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perseteruan antara dunia barat dan Islam telah lama terjadi. Pada awal abad ke 11 M, peperangan umat Islam melawan Nasrani dan Yahudi telah terjadi. Contohnya pada perang mujahid Islam dengan tentara Kristen, Jerman dan Yahudi, perang itu lebih dikenal dengan perang salib. Perang itu banyak menumpahkan darah dan pembantaian keji oleh kaum Nasrani dan Yahudi terhadap mujahid-mujahid Islam. Walau Perang yang dikenal Perang salib itu telah bergejolak hingga Perang Salib IV, namun titik terang perdamaian tiga agama itu tak kunjung usai.
Sampai saat ini, konflik dunia Islam dengan Barat terus meradang. Konflik tersebut banyak menuai protes dan perang dingin antara dunia Islam dan Barat. Hal ini terbukti, adanya konflik Negara Islam di Timur Tengah yang masih belum terselesaikan. Seperti Konflik di Afghanistan, Irak, Iran dan Palestina. Tidak jarang, konflik di negara-negara Islam tersebut justru berbuntut pada pandangan negatif masyarakat dunia Barat terhadap Islam. Islam dianggap agama yang keras, kejam, dan banyak aturan. Pandangan negatif itu semakin berkembang seiring adanya penyerangan, pengeboman dan aksi teror yang dilakukan sebagian umat muslim garis keras terhadap dunia Barat.
Fakta menunjukkan, masyarakat muslim di Negara seperti Amerika Serikat, mendapat perlakuan tidak adil semenjak isu tentang teror yang dilakukan masyarakat muslim marak diberitakan. Masyarakat muslim di Amerika Serikat, didiskriminasi, dikucilkan, dibatasi ruang geraknya hingga hak-haknya tidak terpenuhi. Padahal, konflik antara dunia Barat dan Islam bukan dimulai oleh umat muslim, justru kaum muslim menjadi korban dari serangan yang dilakukan kaum Nasrani dan Yahudi. Contohnya konflik antara Irak dan Amerika. Konflik tesebut berawal dari adanya tuduhan Amerika terhadap Irak. Irak dituduh memproduksi senjata nuklir. Namun faktanya, setelah Irak dihancurkan hingga Saddam Husein dieksekusi mati tuduhan tersebut tidak terbukti. Ironisnya, Amerika tidak mau meninggalkan negeri Irak. Begitu juga konflik Palestina dengan Israel. Konflik-konflik tersebut bertujuan untuk menjatuhkan Islam dari planet bumi ini. Di sisi lain, berita yang disampaikan oleh berbagai media selalu menyudutkan umat Islam. Ironisnya, masyarakat dunia menelan begitu saja pandangan-pandangan negatif itu sebagai fakta nyata bahwa Islam merupakan agama kejam dan teroris. Akhirnya, opini miring tentang Islam sebagai agama teroris pun semakin berkembang.
Masyarakat dunia seharusnya lebih objektif dalam bersikap, jangan sampai setiap kendali bangsa Barat ditelan mentah-mentah tanpa mempedulikan fakta nyata. Bila lebih mengkritisi, ada banyak kejanggalan yang terjadi. Seperti pengakuan Amerika Serikat sebagai Negara yang menjunjung Hak Asasi Manusia (HAM), tapi kenyataannya, Amerika sering kali bersikap mendua terhadap pelaku pelanggaran HAM. Kalau yang melakukan pelanggaran HAM tersebut adalah kaum muslimin, Amerika dengan segera memberangusnya. Tapi sebaliknya bila pelaku pelanggaran HAM adalah non-muslim atau pihak yang sejalan dengan keinginannya, Amerika tenang-tenang saja. Akibatnya, orang muslim menjadi pihak yang paling disoroti dan disudutkan dimata dunia sebagai pelaku pelanggaran HAM yang paling keras dan kejam. Contohnya konflik antara Palestina dengan Israel, sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Amerika selalu membela Israel, meski pelanggaran yang dilakukan Israel tidak kecil. Israel justru merampas hak-hak masyarakat Palestina dengan kejam, namun reaksi yang ditunjukkan Amerika terkesan mendukung tindak kekejaman itu.
Oleh sebab itu, sebagai muslim yang peduli terhadap agama Islam, penulis mengharapkan pembaca agar lebih kritis dalam menanggapi isu-isu yang berkembang saat ini, terutama masalah pandangan negatif dunia Barat terhadap Islam. Selain itu, pembaca dapat merespon pandangan negatif tersebut dengan melakukan hal-hal positif untuk mengubah pandangan dunia Barat terhadap Islam.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan apa yang telah dijelaskan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pandangan dunia barat terhadap Islam?
2. Bagaimana seharusnya sikap kita sebagai orang muslim menanggapi pandangan dunia Barat terhadap Islam tersebut?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan
1. Memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya Kompetensi Dasar Menulis Karya Ilmiah
2. Mengetahui dan memahami tentang pandangan dunia barat terhadap Islam
3. Memperdalam pengetahuan tentang latar belakang dan tujuan dunia barat memandang negatif terhadap Islam
4. Sebagai sarana untuk membandingkan pandangan dunia barat terhadap Islam dengan penjelasan Al-qur’an dan Hadist
Manfaat
Dengan makalah ini, diharapkan pembaca dapat:
1. Mengubah pandangan negatif pembaca terhadap Islam
2. Termotivasi agar tetap teguh memegang syariat Islam
3. Mengetahui dan memahami tentang pandangan dunia barat terhadap Islam
4. Mempertebal Iman
5. Memahami pengaruh pandangan negatif dunia barat bagi umat Islam.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Islam Sebagai Rohmatan Lil’alamin
Islam adalah agama samawi (langit) yang diturunkan oleh Allah SWT melalui utusan-Nya, Muhammad SAW yang ajaran-ajarannya terdapat dalam kitab suci Al-Qur’an dan sunnah dalam bentuk perintah-perintah, larangan-larangan, dan petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Kata Islam yang berasal dari kata aslama, yuslimu, Islam, mempunyai beberapa arti, yaitu: (1) melepaskan diri dari segala penyakit lahir dan batin, (2) kedamaian dan keamanan, dan (3) ketaatan dan kepatuhan. (Ensiklopedia Islam)
Kata Islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, ta`at, dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan kehidupan manusia pada khususnya dan semua makhluk Allah pada umumnya, serta penyerahan diri, menta`ati dan mematuhi ketentuan-ketentuan Allah. Menurut ajaran Islam, manusia yang diberikan amanat oleh Allah untuk menjadi khalifah-Nya di bumi, harus dapat menciptkan kemaslahatan bagi semua makhluk. Artinya bahwa, setiap perbuatan yang dilakukan manusia harus memberikan kebaikan dan tidak boleh merugikan atau menyakiti pihak lain dengan cara menegakkan aturan Allah. (Studi Islam Kontekstual : 211)
Allah ta`ala, sang pembuat syari`at menjelaskan kepada seluruh manusia dan jin bahwa Islam adalah agama rahmat, adil, dan penuh kasih. Allah ta`ala berfirman tentang nabi-Nya:
Dan tiadalah kami mengutuskan kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.(QS.Al-anbiya`[21]:107)
Allah SWT juga berfirman:
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat yang washath dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu (QS.Albaqarah[2]:143)
Nabi Muhammad SAW menafsirkan arti washath dalam ayat di atas dengan adil, yaitu bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya. (Musnad Imam Ahmad 11068,Ibnu Hibban 7216).
Dari Aisyah ra. bahwa nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya kamu diutus dengan agama yang toleran. (dikeluarkan oleh Imam Ahmad 6/116,al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad 287 dan dihasankan oleh Syaikh Albani dalam Silsilah ash-Shohihah 6/1022 no. 2924)
Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Ia bukanlah agama yang Jumud, monoton, dan berlebihan. Barang siapa yang berlebih-lebihan dalam beragama dari batas yang telah digariskan, maka ia akan dikalahkan oleh agama itu sendiri. Dari Abu Hurairah ra. dari nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya agama mudah. Dan tidaklah ada seorang pun yang membuatnya berat kecuali agama akan mengalahkannya. Karena itu, luruslah, bersahajalah, sampaikanlah kabar gembira, dan minta tolonglah (untuk melakukan keta`atan tatkala bersemangat) di waktu pagi, sore, dan malam hari”.(HR:Al-Bukhari 39, 5673)
Demikian pula perlakuan Islam terhadap non muslim, penuh dengan keadilan dan rahmat. Diantara sikap santun Islam terhadap non muslim antara lain:
1. Pada dasarnya Islam tidaklah memaksa kaum kafir untuk memeluk agama Islam (QS.Al Baqarah [2]:256)
2. Boleh bagi orang kafir untuk berpindah atau bermukim di negeri mana saja dari negeri-negeri Islam yang mereka inginkan kecuali negeri Jazirah Arab. Hal ini sudah merupakan Ijma` (Maratibul Ijma` oleh Ibnu Hazm 122).
3. Keharusan bagi kaum muslimin untuk menjaga perjanjian dengan kaum kafir jika mereka manunaikan perjanjian dan kesepakatan itu (QS.At-Taubah [9]:4).
4. Haramnya darah orang kafir yang dijamin aman oleh pemerintah muslim dan orang kafir yang ada perjanjian aman dengan pemerintah muslim jika mereka menunaikan perjanjian tersebut. Dari Abdullah bin `Amr ra. dari nabi Muhammad SAW bersabda:
“Barangsiapa yang membunuh orang mu`ahad (orang kafir yang mengikat perjanjian dengan pemerintah muslim) maka ia tidak akan mencium bau surga. Sesungguhnya bau surga tercium sejarak 40 tahun.” (HR.Al-Bukhari 3166)
5. Nabi Muhammad SAW berwasiat kepada kaum muslimin untuk menjaga harta dan darah ahli dzimmah (orang kafir yang dijamin aman oleh pemerintah muslim).
Al-Qarrafi (wafat 684 H) menukil perkataan Ibnu Hazm:`Jika ada kaum kafir yang berada dalam jaminan kaum muslimin kemudian datang musuh dari luar menyerang mereka, maka wajib bagi kita untuk keluar memerangi musuh mereka tersebut dengan kuda dan senjata meskipun kita mati membela mereka. Ini sebagai konsekuensi penjagaan terhadap orang yang dijamin oleh Allah dan Rasul-Nya. Karena menyerahkan mereka termasuk melanggar perjanjian jaminan tersebut.`(Al-Furuq 3/14-15).
6. Perbedaan agama tidaklah menelantarkan hak-hak kekerabatan (QS.Luqman[31]:15)
Dari Asma bin Abi Bakr ra. ia berkata:`Ibuku mendatangiku sedangkan ia masih musyrik. Maka aku meminta fatwa kepada Rasulullah SAW kemudian beliau berkata:”Sambunglah (tali kekerabatan) dengan Ibumu.”(HR.Al-Bukhari 2620,Muslim 1003)
7. Perlakuan yang baik merupakan hak semua orang yang tidak memerangi kaum muslimin atau ikut-ikutan membantu menghancurkan kaum muslimin (QS.Al-Mumtahanah[60]:8-9)
Bersikap adil merupakan kewajiban setiap individu muslim terhadap semua pemeluk agama apa saja. Allah SWT berfirman:
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al-Baqarah [2]:190).
Oleh karena itu, kita tidak diperbolehkan mengkhianati orang yang pernah mengkhianati kita, karena khianat dan menipu bukanlah termasuk keadilan. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW bersabda:
“Tunaikanlah amanat kepada orang yang memberikan amanat dan janganlah menghianati orang yang pernah menghianatimu.”(HR.Abu Dawud 3529, dihasankan oleh At-Tirmidzi 1264 dan di shahihkan oleh Al-Hakim (2/46).
Nabi SAW memperingatkan dari do`a orang yang terzhalimi meskipun ia orang kafir. Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rsulullah SAW bersabda:”Takutlah dari do`a orang yang terzhalimi sekalipun ia orang kafir, karena tidak ada penghalang (antara doanya dengan Allah).”(HR.Ahmad 26/418 12549, Ibnu Ma`in dalam Tarikhnya 5281 dengan beberapa penguat. Silahkan lihat silsilah ash-shahihah 767)
Akhlak dan adab-adab yang telah dipaparkan di atas merupakan bagian dari ajaran Islam. Sehingga tidaklah ada pertentangan antaranya dengan aqidah al-wala` dan al-bara` yang juga merupakan pondasi agama Islam. Jika kita menerapkan adab-adab tersebut, bukan berarti kita mencintai orang kafir, namun demi menegakkan keadilan dan perbuatan baik yang diperintahkan Islam itu sendiri. Karena yang dilarang adalah kecintaan batin kepada mereka dan membantu mereka menghancurkan kaum muslimin, bukan larangan berbuat adil dan baik kepada mereka selama perbuatan tersebut tidak mengantarkan kepada penghinaan terhadap Islam dan kaum muslimin.
Adapun kecintaan yang bersifat tabiat manusia, seperti cintanya anak kepada orang tuanya yang masih kafir, atau cintanya orang tua kepada anaknya yang masih kafir maka ini tidaklah terlarang. Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah member petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. Dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.(QS.Al-Qashash[28]:56)
Allah SWT menyebutkan kecintaan Nabi-Nya terhadap paman beliau, Abu Thalib, dan Dia tidak mencela beliau karena perbuatan tersebut, padahal beliau manusia yang paling sempurna imannya. Hal ini menunjukkan bahwa perbuatan tersebut tidak bertentangan dengan kesempurnaan iman.
Dalam sebuah risalah berjudul Apakah Kita Bangsa yang Sungguh-Sungguh Berjuang? Dalam subjudul Jihad, Kemuliaan Kita, Imam Hasan Al-Banna menjelaskan delapan jenis jihad, sebagai berikut:
1. Saudaraku, jihad dalam Islam adalah memiliki keinginan yang kuat untuk mengangkat keagungan Islam dan merasa sedih terhadap bencana yang menimpa Islam. Nabi SAW. bersabda, “barangsiapa tidak peduli pada urusan kaum muslim, ia tidak termasuk golongan mereka.”
2. Saudaraku, jihad di jalan Allah adalah bersungguh-sungguh memikirkan jalan keselamatan bagi umat ini dan berniat untuk berbuat kebajikan
3. Saudaraku, jihad di jalan Allah adalah menyisihkan sebagian waktu, kekayaan, dan tuntutan diri untuk kebaikan Islam dan membina masyarakat muslim.
4. Saudaraku, jihad di jalan Allah adalah melakukan amar makruf nahi munkar serta memberikan nasihat kepada para pemimpin dan masyarakat muslim.
5. Jihad di jalan Allah adalah menjauhi orang yang mengingkari agamanya dan melepaskan persahabatan dengan orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya sehingga tidak ada lagi hubungan dengannya.
6. Jihad di jalan Allah adalah menjadi tentara Allah dengan mewakafkan jiwa dan hartamu sehingga tidak tersisa sedikitpun. Nabi SAW. bersabda,”barang siapa meninggalkan dunia tanpa pernah berperang dan tidak pernah berniat untuk itu, ia mati dalam kemunafikan” (HR. Muslim).
7. Jihad di jalan Allah adalah berupaya menegakkan keadilan, memperbaiki kehidupan masyarakat, membela orang yang teraniaya, dan bersikap tegas kepada orang dzalim.
8. Jihad di jalan Allah adalah, jika tidak dapat melakukan semua yang disebutkan di atas, engkau mencintai orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan sepenuh hatimu dan member mereka saran dengan tulus. Untuk hal itu, Allah telah menyediakan pahala. Janganlah menyalahi semua itu, karena Allah akan memberi cap kepada hatimu dan menghukummu dengan siksaan yang pedih. Rasulullah SAW. bersabda,”orang yang bertemu dengan Allah tanpa tanda jihad, ia bertemu dengan-Nya dengan membawa pahala yang tidak sempurna” (HR. Al-tirmidzi dan Ibn Majah).
2.2 Konflik yang Terjadi Antara Dunia Barat dan Islam
Konflik antara dunia Barat dan Islam sudah lama terjadi. Konflik tersebut merupakan konflik yang melibatkan tiga agama samawi yaitu Islam, Nasrani dan Yahudi.
Perang di Timur Tengah, semenanjung Arabia, yang terus menggelegak, bahkan kalau diurut ke belakang, terbunuhnya para sahabat, tak terlepas tangan-tangan jahat Yahudi. Di era sekarang ini, hancurnya Palestina, Irak, Afghanistan, Balkan, dan kehidupan carut-marut secara global, kerusakan moral, ekonomi, dan budaya hedonis, semuanya adalah rekayasa Yahudi. Orang-orang Yahudi, yang menggunakan ideologi Zionisme, terus melakukan langkah-langkah penghancuran terhadap kehidupan umat manusia, sampai umat manusia itu menjadi budak orang-orang Yahudi.
Karena itu, kekerasan sudah melekat dan menjadi ideologi mereka. Prinsip-prinsip kekerasan dan kekejaman,yang menggunakan cara-cara teror itu, termaktub dalam agama Yahudi, seperti dijelaskan dalam kitab Taurat, versi Yahudi, antara lain, “Ketika kita mendekati kota untuk memeranginya, maka kita ditawari perdamaian. Maka sesungguhnya bila kamu merespon dengan positif hal itu, maka segala sesuatu terbuka bagimu. Dan setiap bangsa yang ada di sana menjadi pihak dapat dimanfaatkan dan diperbudak. Dan bila mereka tidak menyerah dan kamu berperang dengannya, maka kepunglah. Bila Tuhan menolongmu, maka bunuhlah setiap orang laki-laki dengan kekejaman pedang. Adapun, wanita, anak-anak, binatang ternak, dan setiap apa yang ada di kota semua menjadi harta rampasanmu. Dan kamu menghapuskan kezaliman musuh-musuhmu yang diberikan oleh Tuhanmu. Demikianlah kamu berlaku terhadap semua kota yang jauh sekali darimu yang bukan kota mereka, kecuali mereka yang ada disini, hingga sampai ke kota bangsa-bangsa lain, yang diberikan Tuhanmu kepadamu yang tidak diberikan kepada siapapun sebelum kamu”.
Orang-orang Yahudi menerapkan ayat Taurat dengan sangat kejam dan biadab. Seperti yang pernah terjadi pembumi hangusan kota Jericho, dan melakukan pembantaian seluruh penduduknya, tak ada yang tersisa oleh kekejaman orang-orang Yahudi. Peristiwa pembantaian terjadi dalam peristiwa Dir Yasin, yang mengakibatkan penduduk di perkampungan Arab dibabat habis, tanpa peduli, dan itu tejadi di tahun 1948. Awal berdirinya negara Israel. Sepanjang sejarah orang-orang Yahudi itu, tangannya selalu berlumuran darah dan tidak pernah kering. Pembantaian di Palestina, Chabra, dan Satila (Lebanon), tahun l982, yang membunuhi ribuan orang Palestina, bersama-sama dengan milisi Kristen, saat Ariel Sharon menjadi menteri pertahanan.
Yahudi selalu menyulut perang dari satu tempat ke tempat lainnya. Semua kekejaman yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi itu, mempunyai konsep yang sifatnya fundamental. Konsep ini pula yang mengilhami Zionisme yang terus melakukan kerusakan atas kehidupan umat manusia.
Sebelumnya Israel melakukan agresi militer ke Gaza, semua pasukan Israel mendapatkan indoktrinasi dari para Rabbi mereka, yang melarang tentara dan pasukan Israel untuk memiliki belas kasihan terhadap musuh-musuh mereka, yaitu rakyat Palestina, yang ada di Gaza. Orang tua, anak-anak dan perempuan, tidak boleh dikasihani mereka semua harus dibunuh. Seperti yang dikatakan oleh Rabbi Elizar, yang memberikan semangat kepada tentara Israel, sebelum mereka masuk ke Gaza.
Buktinya, Israel telah membuka kembali sebuah sinagog di Yerusalem Timur (Al-Quds). Langkah Israel tersebut mendapatkan dukungan Amerika Serikat, meski menuai protes dan kemarahan warga Palestina di kota suci tersebut dan juga di kawasan Tepi Barat.
Dukungan Amerika Serikat untuk pembukaan sinagog yang kontroversial tersebut memicu lahirnya tanda tanya besar mengenai udang di balik batu terkait perselisihan antara Tel Aviv dan Washington dalam pembangunan pemukiman Israel yang terus berlanjut.
Sejumlah analis mengatakan bahwa kejadian yang seolah-olah terlihat sebagai perseteruan tersebut sengaja dilakukan Amerika Serikat dan Israel untuk mengalihkan perhatian dan menutupi pelanggaran batas yang dilakukan Israel terhadap Palestina dan identitas Islam di Al-Quds, yang sejak lama dituntut Palestina sebagai ibu kota negara Palestina merdeka. (www.suaramedia.com)
Hal ini menunjukkan Yahudi telah banyak mempromosikan kekejaman dan kekerasan serta teror, dan mengarahkan agar orang-orang Yahudi itu bertindak dengan biadab, seperti pembumi hangusan, pembantaian massal, dan penghancuran secara total, bahkan mengharuskan untuk menggunakan metode yang paling brutal dan kejam dengan mengajak untuk membantai anak-anak kecil, menghancurkan rumah-rumah penduduk, dan menganiaya kaum wanita. Sekalipun wanita itu sedang hamil.
Sejarah peperangan yang berlangsung di Gaza, menunjukkan fakta-fakta itu, di mana mayoritas yang menjadi korban adalah anak-anak kecil yang tidak berdosa, dan wanita, serta bangunan-bangunan yang ada. Itulah kebiadaban orang-orang Yahudi.
Konflik lain yang menjadi bukti kekerasan bangsa Barat terhadap Islam adalah konflik Amerika Serikat dan Afghanistan. Beberapa kali tentara Amerika terus-menerus menjatuhkan bom di desa itu selama tiga hari berturut-turut, jadi tidak mungkin hal itu tidak disengaja. Pesawat-pesawat tempur Amerika yang terus-menerus menjatuhkan hujan bom berhasil menggusur kekuasaan mujahid Islam di Afghanistan dalam waktu 40 hari. Kamp-kamp militer dan jaringan Al-Qaida ikut porak-poranda. Selain itu, ribuan warga sipil tewas dalam serangan udara tersebut.
Bukti-bukti tersebut menunjukkan bahwa kebijakan Amerika terhadap Islam berdasarkan pada rasa permusuhan patut dipertanyakan. Mengapa ada tentara Amerika di Irak, Timur Tengah, Kazahkstan, Uzbekistan, Pakistan, Jerman, Turki, dan Yunani? Mengapa terdapat banyak tentara Amerika di seluruh dunia, diluar perbatasan Amerika? Apa maksud kehadiran mereka disana? (Vatan Newspaper, May 16, 2007).
Beberapa penyebab terjadinya konflik antara dunia Barat dengan Islam:
1. Dunia Barat berusaha keras untuk mengontrol dan mengatur wilayah-wilayah umat Islam yang mempunyai 1/3 sumber daya energi dunia, demikian juga mereka berusaha untuk mengambil alih rute pemindahan energi tersebut. Umat Islam dilarang untuk memiliki sumber daya alam mereka sendiri.
2. Hambatan utama perubahan dalam dunia muslim adalah adanya rezim-rezim penindas. Mayoritas populasi adalah para anak muda putus asa, dan pengangguran. Dan jutaan dari mereka mencari pelayanan pendidikan dan kesehatan yang lebih baik, distribusi pendapatan yang adil, kebebasan berpendapat dan hak untuk kebebasan mengajukan pertentangan; pendek kata, lebih pada kondisi kemanusiaan. Rezim-rezim penindas ini didukung oleh Amerika dan Eropa. Terlebih lagi, para rezim Barat dan media mereka memiliki kecenderungan untuk melihat FIS, Hamas, Hizbullah dan Persaudaraan muslim, serta lainnya sebagai ekstrimis dan kekuasaan mutlak, pemerintahan yang diktator dan kerajaan sebagai hal yang biasa. Demikianlah, seseorang dapat mengambil kesimpulan bahwa bagi orang-orang barat, orang yang moderat adalah mereka yang tidak mengajukan keberatan akan kehadiran Barat di daerah-daerah tersebut diatas, sedangkan orang yang ekstrimis adalah mereka yang merasa keberatan.
3. Israel yang merupakan sumber wilayah, telah menetapi wilayah mereka selama 60 tahun dan menghujani neraka pada masyarakat Palestina, tetapi disamping kejahatan yang dilakukannya, Israel mendapatkan dukungan secara tidak langsung dari beberapa negara barat. Isu Palestina adalah isu awal dari semua isu di wilayah tersebut. Isu ini tidak akan dapat diselesaikan kecuali Israel menghentikan tindakannya kepada Palestina, para pengungsi Palestina kembali ke tempat asal mereka masing-masing, dan penghancuran Masjid Al-Aqsa dihentikan.
4. Islam dan para penganutnya diganggu dengan ancaman dan sikap amoral yang terencana dan terus menerus, dan mereka dihantui dengan pengasingan dari sistem global. Setiap hari mereka harus menghadapi definisi baru dan berbagai kampanye yang berbau fitnah terhadap Islam, diantaranya: fanatisme, fundamentalisme, Islam politik, integrisme, radikalisme, islamofobia, islamofasisme, reaktionarisme, konservatisme, ekstimisme, terror Islam, dan lain sebagainya.
5. Negara Barat berusaha untuk memasukkan budaya dan gaya hidup mereka. Mereka memaksa pemerintah di negara-negara Islam untuk mengimplementasikan kebijakan mereka untuk hal ini, dan mereka tidak menggunakan jalur skema dialog. Mereka memanipulasi nilai-nilai sosial dan budaya Islam tanpa mengizinkan umat muslim untuk mempertahankan diri mereka
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pandangan Dunia Barat Terhadap Islam
Berdasarkan pada Bab II, telah dijelaskan bahwa Islam merupakan rohmatan lil ‘alamin. Islam adalah agama yang cinta perdamaian, memahami sesama dan tidak jumud. Namun, semenjak konflik dunia Barat dan Islam memuncak, pandangan negatif tentang Islam mulai berkembang. Serangkaian tuduhan dan celaan tentang Islam tidak henti-hentinya melesat seiring aksi pengeboman dan aksi teror yang dituduhkan kepada masyarakat muslim. Padahal, kekacauan yang terjadi bukan dimulai dari orang muslim.
Tuduhan dan celaan bahwa Islam adalah agama teroris semakin berkembang, saat terjadi tragedi WTC pada tanggal 11 September 2001 yang cukup banyak menewaskan warga Amerika pada umumnya. Tragedi itu banyak memberi dampak negatif terhadap Islam, karena bangsa Barat menuduh kelompok Al-Qaeda yang melakukan aksi teror tersebut. Padahal tidak ada bukti nyata yang mendasari bahwa Islamlah yang melakukan pengeboman di WTC. Sampai saat ini, kasus dan misteri tragedi pengeboman WTC belum terungkap, namun segala kecaman terhadap Islam masih dilakukan di Negara Barat. Akibatnya, seluruh dunia mempercayai kalau Islam lah yang paling bertanggung jawab atas pengeboman di WTC dan Pentagon.
Setelah kejadian 11 September itu, banyak kaum muslim yang teraniaya. Contohnya di negara Afghanistan, Amerika membumi hanguskan kawasan penduduk sipil yang tidak berdosa. Kekerasan dan teror banyak dialami oleh kaum muslim. Kaum muslim dikucilkan, dibatasi ruang geraknya hingga hak-haknya tidak terpenuhi.
Banyak orang menganggap Al-Qaeda lah yang bertanggung jawab atas tragedi WTC. Mengapa tidak berpikiran bahwa bisa jadi serangan itu bukanlah dilakukan oleh orang Islam namun dirancang oleh Amerika Serikat (AS) sendiri untuk menghancurkan umat Islam dan citra Islam?
Banyak bukti yang menyatakan, bahwa tragedi di WTC bukanlah aksi teror dari umat muslim, melainkan adanya konspirasi dan taktik bangsa Barat untuk menjatuhkan Islam. Hasil penelitian dari Dave von Kleist, penyiar TV dan radio, dan William Lewis, sutradara film documenter, peristiwa WTC banyak keganjilan yang tidak masuk akal. Saksi mata dalam peristiwa itu juga menyebutkan, bahwa keterangan para penyidik tidak berdasar. Sehingga, tuduhan terhadap Islam sebagai agama teroris merupakan taktik yang diciptakan Barat untuk menjatuhkan nama Islam dimata dunia. (Sumber: 911 Video and Photographic Evidence dari 911 In Plane Site).
Walaupun fakta-fakta telah diungkapkan, bahwa Islam bukan agama teroris, namun isu tersebut masih tetap berkembang. Banyak media yang justru menyudutkan Islam sebagai pihak yang bersalah. Akibatnya, Islam dianggap menjadi agama yang paling keras dan kejam.
Beberapa surat kabar Amerika menyatakan serangan 11 September 2001 merupakan ancaman hegemoni mereka. Setelah peristiwa itu, Amerika Serikat menyatakan perang terhadap terorisme. (Dari Penjara Taliban Menuju Iman: 41).
Walau Amerika menyatakan menumpas terorisme, namun mereka sebenarnya yang mempelopori aksi terorisme tersebut. Contohnya saja pengeboman yang terjadi di Afghanistan, awalnya semua orang mengira Amerika menjatuhkan bom di desa Kama akibat salah sasaran. Kenyataannya, Amerika terus-menerus menjatuhkan bom di desa itu selama tiga hari berturut-turut, jadi tidak mungkin itu tidak disengaja. Padahal desa tersebut merupakan daerah penduduk sipil. (Dari Penjara Taliban Menuju Iman:118) Kalau tragedi WTC itu disebut terorisme, lalu bagaimana pengeboman yang terjadi di Afghanistan tersebut?
Bukan hanya konflik Afghanistan, ketidakadilan yang dilakukan bangsa Barat terhadap Islam terlihat pada konflik lain seperti perang Amerika-Irak. Setelah Amerika membumi hanguskan daerah Irak, tuduhan tentang Irak yang memproduksi senjata nuklir tidak terbukti. Ironisnya, Amerika tidak mengakui kesalahannya dan justru masih bertahan untuk mempertahankan kekuasaannya di Irak.
Konflik yang paling mencolok adalah konflik antara Palestina-Israel. Bila bangsa barat berkeinginan menumpas terorisme, lalu kenapa tidak ada tindakan untuk menumpas kekerasan Israel yang merampas hak-hak Palestina?
Hal ini membuktikan, isu negatif itu merupakan tuduhan bangsa barat yang ingin menjatuhkan Islam di mata dunia. Segala opini dan berita dari media selalu menyudutkan Islam sebagai pihak yang bersalah. Padahal kekerasan yang terjadi, justru dimulai dari bangsa barat. Sehingga, berita miring yang berkembang saat ini tidak lain merupakan taktik barat untuk menghancurkan Islam.
3.2 Sikap Masyarakat Menaggapi Pandangan Negatif Barat terhadap Islam
Telah dijelaskan pada Bab sebelumnya, Islam telah lama memiliki konflik yang cukup rumit dengan bangsa barat. Konflik tersebut melahirkan pandangan negatif barat terhadap Islam.
Kini, pandangan negatif tentang Islam semakin berkembang. Hal itu dipengaruhi dari berbagai media yang selalu menyudutkan Islam sebagai pihak yang bersalah.
Bila lebih kritis, justru bangsa barat yang memulai konflik yang terjadi di dunia. Namun, ironisnya dunia telah menghakimi bahwa Islamlah yang paling keras dan kejam.
Etika Islam mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Etika Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.
b. Etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik buruknya perbuatan adalah ajaran Allah SWT.
c. Etika Islam bersifat universal dan komprehensif dapat diterima dan dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia di segala waktu dan tempat.
d. Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia ke jenjang akhlak yang luhur dan meluruskan perbuatan manusia. (Studi Islam Kontekstual:45)
Islam mengajarkan etika-etika dan sikap yang tidak keras namun tegas. Bila ada pandangan negatif yang menganggap Islam adalah agama yang kejam dan keras, hal itu merupakan opini miring yang ingin menjatuhkan Islam.
Untuk itu, perlu ada sikap kritis dan cerdas menyikapi opini miring tersebut, agar tidak merugikan salah satu pihak.
Kalaupun ada serangan dari sebagian kecil orang Islam garis keras, hal itu dikarenakan rasa kekecewaannya terhadap kaum Nasrani dan Yahudi yang menindas mereka.
Bisa diibaratkan, bila seseorang disakiti, dan dia merasa kecewa dan sakit hati, apakah dia akan diam saja? Bila kita dilempar batu, apakah kita diam saja? Paling tidak, kita menangis atau menasehati yang melempar batu tersebut.
Begitulah perasaan orang-orang di Afghanistan, Irak dan Palestina. Mereka menyerang bukan karena tanpa sebab, melainkan Negara mereka telah dibumi hanguskan dan direnggut hak-haknya. Bila terjadi demikian, apakah mereka hanya diam saja? Kenyataannya, lokasi pengeboman yang dilakukan bangsa Barat adalah tempat masyarakat sipil yang tidak berdosa.
Sangat ironis, bila pembelaan orang-orang yang teraniaya itu disebut teroris. Namun cara-cara seperti pengeboman memang bukanlah solusi terbaik.
Selain media telah memberitakan hal-hal yang negatif tentang Islam, Barat telah berhasil memberi kesan setelah melempar batu, mereka sembunyi tangan.
Oleh karena itu, sikap yang perlu dilakukan masyarakat adalah lebih kritis dan cerdas dalam menanggapi isu-isu dan pandangan negatif yang berkembang tentang Islam saat ini. Kita perlu meningkatkan atau mensosialisasikan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil`alamin ini di berbagai kesempatan, seperti yang baru-baru ini diadakan di Jerman.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Islam merupakan rohmatan lil‘alamin yang cinta perdamaian, memahami sesama dan tidak jumud. Namun, sejak adanya konflik dengan dunia barat, Islam selalu disudutkan. Islam dianggap agama yang kejam dan keras. Padahal, pandangan negatif itu merupakan tuduhan dunia barat yang bertujuan untuk menjatuhkan Islam di mata dunia.
4.2 Saran
Masyarakat seharusnya lebih selektif dalam menanggapi isu-isu tersebut. Karena, pandangan negatif itu merupakan keinginan suatu pihak yang ingin menjatuhkan Islam di mata dunia.
Sebagai seorang muslim, selain bersikap kritis dan cerdas dalam menyikapi pandangan negatif tersebut, perlu melakukan hal-hal untuk membela Islam dan memikirkan kepentingan kaum muslim yang lain. Sehingga kita terhindar dari sifat-sifat orang munafik. Hal-hal yang dapat dilakukan:
1. Mendoakan para mujahid dimana pun agar mereka dapat meraih kemenangan dan keteguhan.
2. Menjauhi kemaksiatan dan dosa, dan hal ini merupakan perjuangan melawan nafsu.
3. Mendermakan harta untuk para mujahid dimana pun agar tidak berjihad dengan jiwa semata.
4. Menjadi teladan yang baik dan mengangkat bendera kebaikan pada saat kerusakan merajalela.
5. Selalu berniat untuk berperang dan mencari kematian syahid di jalan Allah.
6. Melakukan Amar ma’ruf nahi mungkar, dan menunjukkan kebenaran dimana pun dan kapan pun dengan cara ikut aktif dalam pertemuan tokoh-tokoh antar agama baik lokal maupun internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Al-sa’adani, Syaikh Ahmad. 2005. Sajian Ruhani Penyejuk Iman. Bandung: Al-Bayan
Assegaf, Abd. Rachman. 2006. Studi Islam Kontekstual. Yogyakarta: Gama Media
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. 2002.Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve
Kurnia, Anton. 2007. Dari Penjara Taliban Menuju Iman. Jakarta: Mizan
Hidayatullah edisi Maret 2007
Hidayatullah edisi November 2005
Hidayatullah edisi Desember 2004
Al-Mawadah edisi November 2009
www.suaramedia.com
http://www.harunyahya.com/indo/artikel/028.htm
http://rabithah.net/in/posting.php?id=123
http://www.adriandw.com/peculiar.htm
http://wirawax.wordpress.com/2006/11/28/tragedi-wtc-yang-masih-misterius/